Sabtu, 26 November 2022

Renungan


My Utmost for HIS Highest

Pengabdianku untuk Kemuliaan-Mu

(Renungan Oswald Chambers)


*Hal yang Dangkal dan yang Dalam*

*Hal yang Kecil dan yang Besar*


_"...Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah..."_ — 1 Kor 10:31


Teman-teman,

Kita perlu waspada dengan membiarkan diri kita berpikir bahwa masalah atau hal dan kejadian kecil/sederhana dalam kehidupan kita, tidak ditentukan oleh Tuhan; 

Campur tangan Tuhan pada hal-hal yang kecil sama besarnya dengan campur tangan Tuhan pada hal-hal yang besar. 

--

Kadang-kadang, 

karena kita merasa mengabdi secara mendalam kepada Tuhan, 

kita MALAH MENOLAK untuk menjadi orang "kecil", melakukan hal yang "kecil", dan memperhatikan hal yang "kecil"...

--

hmmm...

itu bukan karena pengabdian kita yang mendalam dengan Tuhan...

Namun lebih karena kita ingin mengesankan orang lain bahwa kita bukanlah orang yang "kecil"... atau "dangkal"....

Dan itu JUSTRU merupakan tanda pasti bahwa, kemungkinan besar, kita adalah orang yang sombong secara spiritual. 


Kita perlu SANGAT berhati-hati...

Karena sikap hati dan pikiran seperti itu akan menghasilkan keinginan untuk menghina orang lain, suatu sikap yang merendahkan orang lain...

--

dan sikap itu, jika terus dipelihara... 

bahkan tanpa kita sadari jika kita tidak waspada...

akan menyebabkan kita mudah menegur dan menghakimi orang lain karena kita menganggap mereka lebih rendah dari kita....

--

Waspadalah SELALU, agar kita tidak berpose sebagai orang yang "dalam"...

Janganlah menempatkan diri sebagai "orang yang besar"...

Ingat bahwa Tuhan datang sebagai bayi....


Teman-teman,

Menjadi orang "kecil", melakukan hal yang "kecil", memperhatikan hal yang "kecil", 

BUKANLAH tanda kejahatan atau tanda orang berdosa....

Dan hal itu bukan juga tanda yang menunjukkan bahwa kita tidak punya kedalaman...

Seakan kita tidak punya pemahaman yang mendalam akan hidup ini...

... hei... lautan yang dalam, juga memiliki pantai dan bagian-bagian yang dangkal lo....

--

Bahkan, hal-hal yang kecil dalam kehidupan, seperti makan dan minum, jalan-jalan atau pembicaraan sehari-hari, Tuhan juga ikut berperan di dalamnya, Tuhan yang sudah menetapkannya....

--

Yesus Kristus Tuhan juga pernah melakukan hal-hal tersebut, di dunia...

Sebagai Anak Allah, Kristus sudah melakukan hal-hal kecil, jadi orang kecil, memperhatikan hal kecil...

dan IA berkata:

_"Seorang murid tidak lebih daripada gurunya ..."_ (Matius 10:24).


Teman-teman,

Kita, hidup dengan dikelilingi oleh hal-hal kecil dan sederhana dan juga banyak yang rutin....

Hal kecil, namun butuh perhatian, butuh dilakukan dengan setia dan taat....

JUSTRU pengamanan kita ada di hal-hal yang kecil dan sederhana itu...

--

KARENA...

Kita hidup dalam dunia nyata, berpikir dan bertindak menggunakan akal sehat dan logika berpikir...

Kemudian, pada saat Tuhan memberikan kepada kita hal-hal yang lebih besar – yang lebih dalam...

maka kita, dengan anugrah dan kekuatan dari Tuhan, akan segera cepat terlepas dari kekhawatiran yang dangkal....


Untuk itu, teman-teman,

Jangan pernah menunjukkan kedalaman hidup kita kepada siapa pun kecuali kepada Tuhan. 

Justru kita perlihatkan bagaimana perhatian dan ketaatan kita pada hal-hal yang kecil, menjadi orang kecil...

--

Seringkali, kita menjadi sangat serius, sangat tertarik pada karakter dan nama baik kita sendiri...

sehingga kita cenderung ingin menampilkan hal-hal yang hebat dan besar dalam kehidupan kita...

Enggan bahkan menolak untuk berperilaku dan menunjukkan kehidupan sebagai orang Kristen dalam kegiatan sehari-hari yang kita anggap sepele....


Ayo, kita ubah cara hidup kita...

Bahkan.. 

Kita HARUS bertekad untuk tidak menganggap serius, atau memberi perhatian berlebih kepada siapa pun dan apapun juga, selain fokus kepada Tuhan, kehendak-Nya dan pekerjaan-Nya...

--

Saat kita SUKA memberi perhatian berlebih kepada orang lain atau hal lain...

maka seharusnya, 

orang pertama yang harus kita waspadai sebagai "penipu dan penghibur" yang terbesar yang pernah kita kenal, yang menjauhkan kita dari tujuan Ilahi Pencipta, Tuhan dan Juruselamat kita...

adalah justru diri kita sendiri....


Yuk, 

teman-teman..

Bangkit dan berlari ke arah Tuhan...

Ada satu kalimat menarik dari Ps. Dietrich Bonhoeffer, Teolog dari Jerman, yang mengucapkan:

_"Hanya dia yang bersyukur untuk hal-hal kecil yang menerima hal-hal besar"_


Semangat semua…


Minggu, 20 November 2022

Renungan

Ada sebuah masa kegelapan yang terjadi di antara Perjanjian Lama yang diakhiri dengan kitab Maleakhi dengan Perjanjian Baru yang diawali dengan kitab Matius. Masa ini terjadi sekitar 400 tahun. Pada saat itu, Nabi Maleakhi bernubuat dan setelahnya seolah-olah Tuhan tidak berfirman lagi, Allah sedang berdiam diri. 


Coba bayangkan, kehidupan kita hari-hari ini, bila kita ada dalam masa kegelapan itu. Kegelapan bisa menimbulkan asumsi-asumsi yang bisa mengaburkan kebenaran, bisa juga membawa kita ke arah yang salah dan kita bisa dengan bebas melakukan dosa. 


Namanya juga gelap, banyak hal yang tidak bisa kita lihat dengan jelas, salah satunya adalah kebaikan Tuhan. 


Gelap berarti, tidak ada terang. Terang Kehidupan adalah Yesus. Jika kita ingin hidup kita terang, perlu Yesus hadir disitu. Karena terang sudah datang, maka apapun yang tadinya tampak samar-samar, tidak jelas arahnya, jalannya, caranya, menjadi terbuka semua, kelihatan sekarang.


Pilihlah terang! Ada Yesus disana!


Dalam pekerjaanmu, pendidikanmu, keluargamu, bahkan disaat seperti sekarangpun, ada Yesus disana! Dia-lah terang itu!


*Renungkan*


Sudahkah kita selalu menghadirkan Yesus dalam segala keadaan di dalam hidup kita?


*Doa :*


Aku undang Engkau Tuhan Yesus, menjadi terang dalam hidupku. Aku tahu, Engkau akan menuntunku ke jalan yang benar, kepada kehidupan yang kekal. Aku percaya bahwa aku dapat berjalan bersama-Mu melewati semua persoalan hidupku. Amin


Selasa, 15 November 2022

PRIDE

            

            Kesombongan dapat dikemas dengan kebajikan, Kesombongan bisa dibaptis dengan kerohanian. Saya merefleksi bahwa Apakah itu betul-betul sikap hati saya atau jangan-jangan saya sebetulnya sudah merasa di atas angin, angkuh hanya saja  tidak menggunakan bahasa-bahasa yang tidak enak itu. Mari  Periksa Diri Apakah kita sudah memelihara kesombongan sehingga menghancurkan hidup dan sesama. Dalam Lukas 18 9-14, disini kita diingatkan bahwa kesombongan itu berkaitan dengan kebutaan pada siang hari ini, kesombongan itu dimulai dengan kebutaan yaitu salah mengukur diri sendiri maka disini kita diingatkan Kenapa sih kok kita Sombong? kenapa sih kok kita bisa buta? 

Alasan pertama yang Alkitab ajarkan secara keseluruhan dan perumpamaan ini akan bantu kita menggali lebih dalam. Pertama,  kita memang orang berdosa kesombongan itu sudah Terukir di dalam diri kita semua. Oleh karena itu dalam alkitab mengatakan bahwa dosa yang sangat utama adalah kesombongan.  Kesombongan memiliki 3 tipe: pertama, orang yang sombong tipe flexing harus menunjukkan gambar-gambar mobilnya, rumahnya, liburannya, pacarnya, yang ingin dicintai atau di idolakan oleh orang lain. Kedua tipe bully,  tipe ini ingin menjatuhkan orang lain dan mencari-cari korban untuk direndahkan. ingin menunjukkan bahwa mereka Superior padahal belum tentu hebat. Ingin membodohi orang lain padahal tidak begitu pinter.  Ketiga ada juga tipe tanos, maksudnya tidak membutuhkan orang lain. Tipe sombong tidak butuh orang lain adalah yang merasa bahwa standar dirinya paling tinggi sehigga semua orang harus tunduk kepadanya.

Kesombongan di dalam sejarah kekristenan dinilai sebagai dosa utama iblis. Iblis karena sombong (Yesaya 14) dia ingin menyamai Tuhan.  Tokoh-tokoh gereja yang penting seperti Agustinus Luther dan Calvin, mengatakan kesombongan itu adalah akar dari segala kejahatan. kutipan dari CS Lewis mengatakan kesombongan itu mengarah atau menciptakan kejahatan-kejahatan. Kita sombong karena ada di hati kita, kita harus  berhati-hati. Kita bisa sombong karena kita punya kelebihan kelebihan tertentu. Sama seperti orang Farisi yang mempunya kelebihan-kelebihan seperti prestasi rohani dan lainnya. Kita juga bisa sombong karena kita punya uang, status, keluarga terkenal, nama belakang kita orang terkenal, dulu pernah punya pengalaman rohani yang heboh, kita punya sesuatu sehingga kita terbiasa dengan gaya hidup merasa sombong. Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil dalam refleksi ini adalah bahwa kesombongn adalAh dosa yang paling utama yang sudah ada dalam hati kita. Oleh kerena itu kita perlu berhati hati dengan hati kita agar tetap terjaga dan murni.

Tuhan Yesus Memberkati


Senin, 14 November 2022

Refleksi

 Terkadang dalam kehidupan kita, kita sering mempunyai berhala dalam hidup kita. Berhala bukan hanya berbicara tentang kita menyembah patung dan lain sebagainya. Tetapi kita lebih mengutakan apa dalam kehidupan sehari-hari,  menghabiskan waktu berjam-jam untuk sesuatu yag kita sukai. Sebagai contoh bermedia sosial berjam-jam. Hal ini juga yang saya rasakan dan puji Tuhan saya telah disadarkan dan mau berkomitmen untuk mengutamakan Tuhan dalam hidup saya. Satu yang perlu kita ketahui bahwa Tuhan selalu menunggu kita kembali pulang.

Tuhan Yesus Memberkati

  


Future

Halo semuanya, saya Popy Diana Putri Sir. This is me and my future

yukk simak video di bawah ini!
 

Renungan

My Utmost for HIS Highest Pengabdianku untuk Kemuliaan-Mu ( Renungan Oswald Chambers) *Hal yang Dangkal dan yang Dalam* *Hal yang Kecil dan ...