ALLAH, SANG PAHLAWAN PERANG
Bacaan: KELUARAN 15:1-21
Kisah penenggelaman besar-besaran yang Allah perbuat terhadap Firaun dan segenap pasukan kereta berkudanya di Laut Teberau menjadi salah satu kisah paling luar biasa yang tercatat dalam Alkitab. Kita pun tentunya sudah tak asing dengan cerita itu, karena sejak Sekolah Minggu sudah kerap mendengarnya. Namun, mencermati nyanyian kemenangan yang mereka lantunkan seketika setelah mengalami perbuatan Allah yang ajaib itu, ada ungkapan yang menarik perhatian saya ketika disebutkan: TUHAN itu pahlawan perang!
Tak berlebihan rasanya jika sebutan "pahlawan perang" itu muncul, melihat betapa luar biasanya pengalaman bangsa Israel, yang bermula dari tersibaknya air laut dan menyisakan bagian yang kering untuk dilalui bangsa Israel. Setelah itu, mereka melihat secara langsung air laut kembali dan menenggelamkan Firaun dan pasukannya, tanpa ada satu pun yang selamat! Peristiwa yang membuktikan bahwa Allah sendirilah yang memimpin dan memenangkan peperangan itu bagi umat pilihan-Nya … karena hanya Allah yang dapat melakukan hal yang semacam itu!
Hari ini kita tentu saja tidak mengalami peperangan secara fisik, tetapi dalam hidup ini ada banyak "perang" yang perlu dimenangkan, baik atas penyakit, masalah yang dapat mengancam nyawa, atau pergumulan yang akan mendatangkan dampak fatal jika gagal kita menangkan. Jika Anda sedang mengalaminya, jangan berkecil hati karena "Sang Pahlawan Perang" itu siap menolong Anda. Berserulah kepada-Nya dan biarkanlah Dia memimpin dan memenangkan peperangan itu bagi Anda.
-GHJ/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
PERANG YANG DIPIMPIN OLEH MANUSIA BISA SAJA KALAH, TETAPI JAMINAN
KEMENANGAN ADA KETIKA ALLAH SENDIRI YANG BERPERANG BAGI KITA
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN
Bacaan: PENGKHOTBAH 11:1-8
Dunia ini penuh ketidakpastian. Siang yang terik bisa berganti mendung dalam sekejap. Arah angin tak bisa dikendalikan. Iklim dan cuaca tak menentu. Ekonomi mengalami fluktuasi. Harga saham bisa merosot atau meroket drastis. Politik dan kebijakan para pemimpin juga bisa berubah. Menghadapi ketidakpastian itu, kita bisa menjadi gamang. Penuh kecemasan. Namun bisa juga menjadi serakah, egois serta tidak memedulikan orang lain.
Nas ini memberi kita setidaknya tiga pedoman hikmat dalam menghadapi dunia yang serba tak pasti. Pertama, belajarlah memberi (ay. 1-2). Ketika kita dengan murah hati menaburkan berbagai kebaikan, maka suatu saat nanti kita juga akan menuainya. Banyak hal yang kita nikmati saat ini sebagai buah kebaikan yang kita perbuat di masa lalu. Kedua, beranilah mengambil risiko dalam hidup (ay. 3-5). Mencemaskan segala sesuatu hanya akan menghentikan langkah kita. Namun tentunya tindakan ini perlu dibarengi hikmat, agar kita dapat berjalan menurut kehendak Allah. Ketiga, bekerjalah dengan giat namun jangan lupa menikmati hidup (ay. 6-8). Keseimbangan antara bekerja dan beristirahat mesti dijaga. Kita juga harus mempersiapkan diri untuk masa depan, termasuk untuk kehidupan di kekekalan.
Syukurnya, Allah selalu bersama kita dalam setiap situasi. Dia tetap memegang kendali dan otoritas, sekalipun di tengah ketidakpastian yang kita hadapi. Namun, Dia tidak ingin kita hanya berpangku tangan, melainkan agar tetap aktif dan produktif yakni dengan mengerjakan dan menyebarkan kebaikan selama kita di dunia ini.
-HT/www.renunganharian.net
TUHAN MEMINTA KITA MENABUR SERTA MENGHASILKAN TINDAKAN KEBAIKAN,
UNTUK MEMBERI PENGHARAPAN DI DALAM DUNIA YANG PENUH KETIDAKPASTIAN
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
MEMBIASAKAN DIRI UNTUK TAAT
Bacaan: 1 PETRUS 1:13-14
Mengamati perilaku manusia yang cenderung sukar dalam menaati peraturan, saya semakin menyadari bahwa taat adalah karakter yang perlu ditumbuhkan lewat pembelajaran seiring berjalannya waktu. Tanpa adanya pembiasaan, yang berawal dari kesediaan untuk taat, niscaya akan sukar untuk menjadikan ketaatan sebagai gaya hidup, baik dalam hal menaati peraturan yang dibuat oleh manusia maupun menaati firman Allah.
Nas hari ini mendorong setiap orang percaya untuk menjadi anak-anak Allah yang taat, yang disertai larangan untuk menuruti hawa nafsu seperti yang dahulu dilakukan sebelum mengenal Allah. Seseorang yang mengaku mengenal Allah seharusnya akan lebih mudah menaati firman Allah, yang juga dijadikannya landasan untuk menaati peraturan-peraturan di dunia ini-selama segala peraturan itu tidak bertentangan dengan firman Allah. Membiasakan diri untuk taat tentu akan menjadi tantangan yang perlu kita respons dengan tepat. Kita pun masih mungkin gagal untuk taat, tetapi jangan biarkan diri kita berada dalam kondisi tersebut dalam waktu lama.
Sebenarnya prinsip ketaatan itu sederhana: Jadikanlah kebiasaan sampai kita merasa tidak damai sejahtera ketika hendak melanggar aturan yang seharusnya kita taati. Sekali lagi, ini bukanlah perkara mudah karena selalu ada tantangan dan ujian atas ketaatan kita. Namun, sambil menatap dampak positifnya ketika ketaatan itu sudah "mendarah daging" dalam diri kita, niscaya kita akan lebih termotivasi untuk menjadikan ketaatan sebagai bagian hidup yang tak terpisahkan.
-GHJ/www.renunganharian.net
HIDUP MENAATI ALLAH KARENA PEMAHAMAN AKAN KEBENARAN,
AKAN MEMUDAHKAN KITA DALAM MENAATI PERATURAN DALAM HIDUP KESEHARIAN
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
IMAN DALAM PUJIAN
Bacaan: KIS. PR. RASUL 16:19-40
Bernyanyi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental dan tubuh. Bernyanyi dapat menghilangkan stres, merangsang respons imun, meningkatkan ketahanan terhadap rasa sakit, serta meningkatkan fungsi paru-paru. Bernyanyi dipercaya dapat membawa suasana hati menjadi lebih baik bahkan menyembuhkan luka secara emosional.
Bernyanyi juga menjadi bagian ibadah orang percaya. Nyanyian pujian dapat mengekspresikan hati dan pikiran tentang Allah dan karya-Nya. Pujian menjadi ekspresi iman, doa dan harapan orang percaya kepada Tuhan. Karena itu sungguh baik memuji Tuhan setiap waktu, tidak tergantung pada suasana hati tertentu. Pujian bukan hanya dipakai untuk mengungkapkan kegembiraan ketika mengalami kemenangan, melainkan juga untuk menyeimbangkan dan melepaskan dukacita ketika menghadapi persoalan. Tak heran jika Paulus dan Silas pun tetap memuji Tuhan ketika berada di dalam penjara. Melalui doa dan pujian mereka menyatakan kesaksian iman tentang Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu. Tindakan Paulus dan Silas menjadi gambaran bagi kita bahwa sesungguhnya sukacita orang percaya ada di dalam hati mereka, tidak ditentukan keadaan lahiriahnya.
Jika demikian, betapa baiknya melantunkan pujian bagi Tuhan. Bukan sekadarnya apalagi memuji-Nya dengan asal. Melainkan, memuji Tuhan dalam roh dan akal budi, dengan kesungguhan hati dan penghayatan. Dengan begitu, pujian kita tidak hanya membangun kesehatan jasmani, akan tetapi juga menjadi ungkapan iman kepada-Nya, sebagaimana doa dan ibadah kita yang lain.
-EBL/www.renunganharian.net
BAGI KITA LANTUNAN PUJIAN BUKAN HANYA SEKADAR KEBIASAAN.
MELALUI PUJIAN KITA MENGEKSPRESIKAN IMAN KEPADA TUHAN.
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
MENGENDALIKAN KEINGINAN
Bacaan: KEJADIAN 3:1-6
Mula-mula, Hawa dan Adam ingin selalu menaati Tuhan. Tetapi, mendengar perkataan ular, keinginan mereka berubah: mereka ingin menjadi seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat, lalu mereka pun memakan buah terlarang.
Apa yang kita lihat? Keinginan menentukan tindakan. Sepanjang kita sadar dan bebas, kita akan hanya melakukan hal-hal yang kita pilih untuk kita lakukan, dan itu pasti hal yang paling kita ingini.
Mungkin kita berkata, "Lihat! Hawa dan Adam ingin menaati titah Tuhan (ay. 2), namun mereka melanggarnya (ay. 6). Jadi, betulkah mereka melakukan yang mereka ingini?" O, mari kita cermati. Semula, mereka memang ingin menaati Tuhan. Tetapi kemudian, keinginan mereka berubah. Pada akhirnya, yang paling mereka ingini adalah menjadi sama dengan Tuhan, dan itu menentukan tindakan yang mereka ambil.
Ternyata memang benar: keinginan menentukan tindakan. Kita semua digerakkan dan diarahkan oleh apa yang paling kita ingini. Keinginan kita menentukan keputusan, tindakan, dan arah hidup kita. Dapatkah Anda bayangkan betapa runyam hidup ini jika perbendaharaan keinginan kita berisi keinginan-keinginan yang tidak bertanggung jawab?
Maka, mengendalikan keinginan adalah langkah yang sangat mendesak dalam hidup. Kita harus menjauhkan keinginan kita dari hal-hal yang salah, dan mengarahkan keinginan kita pada hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dari mana kita harus mulai? Kita harus memulainya dengan mengingini untuk mengendalikan keinginan.
-EE/www.renunganharian.net
TANPA MENGENDALIKAN DIRI SENDIRI,
TAK SEORANG PUN SUNGGUH-SUNGGUH BEBAS.-Epictetus
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
ALASAN ATAU PILIHAN?
Bacaan: FILIPI 1:12-26
Paulus menasihatkan untuk senantiasa bersukacita (1Tes. 5:16). Mungkinkah hal itu dilakukan sebab hidup sarat akan cobaan? Saat situasi tidak baik-baik saja? Tentu, bila kita menjadikan sukacita itu pilihan, bukan alasan! Kita bersukacita bukan "karena ada apa", tetapi "ada apa saja" kita mau tetap bersukacita.
Dalam mengiring Yesus, Paulus mengalami banyak kesukaran. Salah satunya ia dipenjarakan dan mendengar ada orang memberitakan Kristus dengan maksud busuk. Melihat situasi di depan mata, tampak tidak ada alasan untuk bersukacita. Menarik Paulus mengatakan, "... aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita." Rupanya tidak sekadar menuturkan nasihat, Paulus memberi teladan untuk menerapkan nasihat. Ia menjadikan sukacita bukan sebagai alasan, namun pilihan. Dari sebuah pilihan, muncul alasan. Tidak heran Paulus masih dapat menuturkan alasan bersukacita. Pertama, oleh pemenjaraannya, terjadi kemajuan Injil (ay. 12). Anak-anak Tuhan bertambah berani memberitakan firman (ay. 14). Kedua, oleh upaya pemberitaan Kristus, bahkan mereka yang bermotivasi busuk, Injil makin luas tersebar dan makin banyak orang mengenal Kristus (ay. 18a).
Alasan atau pilihan, bagaimana kita mendasarkan sukacita selama ini? Sekiranya yang pertama, mari segera mengubah haluan. Jadikan sukacita sebagai pilihan, bukan alasan. Tetaplah bersukacita, walaupun mungkin persoalan sedang menerpa. Dari sebuah pilihan, muncul alasan. Tuhan akan mencelikkan mata kita sehingga kita masih dapat menemukan alasan bersukacita. Salah satunya kita tahu Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia turut bekerja dalam segala sesuatu, termasuk persoalan yang kita hadapi, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Rm. 8:28).
-LIN/www.renunganharian.net
KETIKA KITA MENJADIKAN SUKACITA SEBAGAI PILIHAN, SEBUAH HASIL AKAN
KITA DAPATKAN, YAKNI SEPANJANG HARI KITA SENANTIASA BERSUKACITA
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
HIDUP DALAM TERANG
Bacaan: EFESUS 5:1-21
Ketika matahari sudah terbenam mulailah kegelapan menyelimuti tempat kita tinggal, maka kita membutuhkan yang namanya lampu. Salah satu penemuan dunia berkenaan dengan teknologi pencahayaan di malam hari adalah lampu pijar yang dipatenkan oleh Thomas Alva Edison pada tahun 1879. Penemuan ini tercatat dalam sejarah dunia, Edison berhasil membuat dunia punya harapan supaya manusia bisa melakukan banyak hal dalam kegelapan malam.
Paulus menggunakan metafora gelap dan terang juga untuk menjelaskan tentang posisi jemaat di Efesus sebelum mengenal dan sesudah mengenal Kristus. Gelap adalah gambaran ketiadaan cahaya, artinya hidup jemaat di Efesus masih dalam kuasa gelap yang penuh dengan ketidakpastian. Terang adalah gambaran di mana Yesus berkuasa dan memberi harapan keselamatan di tengah ketidakpastian. Paulus mengingatkan supaya jemaat di Efesus tidak kembali lagi ke kehidupan lamanya seperti sebelum mengenal Kristus. Paulus menganjurkan melalui suratnya supaya jemaat hidup dalam terang kasih Kristus supaya hidupnya berbuahkan kebaikan.
Hidup dalam terang kasih Kristus juga bisa kita rasakan berkatnya termasuk pada saat pengambilan keputusan-keputusan penting dalam hidup. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan banyak pertimbangan, salah satunya adalah pertimbangan batiniah bersama Kristus. Apa jadinya jika keputusan kita ambil dengan pertimbangan yang kurang matang? Kegagalan dan kehancuran akan menimpa kita, dalam arti yang lain kita masih hidup dalam kegelapan batiniah. Penting bagi kita untuk membangun kesatuan roh senantiasa dengan-Nya, supaya setiap keputusan yang kita ambil berbuahkan kebaikan dalam kehidupan.
HIDUP DALAM TERANG KASIH KRISTUS ADALAH
SEBUAH PILIHAN YANG AKAN MENDATANGKAN BERKAT
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
MENGENDALIKAN KEINGINAN
Bacaan: KEJADIAN 3:1-6
Mula-mula, Hawa dan Adam ingin selalu menaati Tuhan. Tetapi, mendengar perkataan ular, keinginan mereka berubah: mereka ingin menjadi seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat, lalu mereka pun memakan buah terlarang.
Apa yang kita lihat? Keinginan menentukan tindakan. Sepanjang kita sadar dan bebas, kita akan hanya melakukan hal-hal yang kita pilih untuk kita lakukan, dan itu pasti hal yang paling kita ingini.
Mungkin kita berkata, "Lihat! Hawa dan Adam ingin menaati titah Tuhan (ay. 2), namun mereka melanggarnya (ay. 6). Jadi, betulkah mereka melakukan yang mereka ingini?" O, mari kita cermati. Semula, mereka memang ingin menaati Tuhan. Tetapi kemudian, keinginan mereka berubah. Pada akhirnya, yang paling mereka ingini adalah menjadi sama dengan Tuhan, dan itu menentukan tindakan yang mereka ambil.
Ternyata memang benar: keinginan menentukan tindakan. Kita semua digerakkan dan diarahkan oleh apa yang paling kita ingini. Keinginan kita menentukan keputusan, tindakan, dan arah hidup kita. Dapatkah Anda bayangkan betapa runyam hidup ini jika perbendaharaan keinginan kita berisi keinginan-keinginan yang tidak bertanggung jawab?
Maka, mengendalikan keinginan adalah langkah yang sangat mendesak dalam hidup. Kita harus menjauhkan keinginan kita dari hal-hal yang salah, dan mengarahkan keinginan kita pada hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dari mana kita harus mulai? Kita harus memulainya dengan mengingini untuk mengendalikan keinginan.
-EE/www.renunganharian.net
TANPA MENGENDALIKAN DIRI SENDIRI,
TAK SEORANG PUN SUNGGUH-SUNGGUH BEBAS.-Epictetus
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar